TitoVilanova |
Vilanova ditunjuk sebagai pelatih menggantikan Pep Guardiola untuk menangani Barcelona.
Penunjukan Vilanova dianggap pilihan "logis" lantaran ia telah sukses mendampingi Guardiola, kata pengamat bola Guillem Balague sebagaimana dikutip dari situs SkySports.
Vilanova yang kini berusia 42 tahun akan melatih Barca musim depan. Guardiola akan mundur dari Nou Camp di akhir musim kompetisi ini.
Baik Guardiola maupun Vilanova sama-sama punya skema melatih pemain muda Barca. Keduanya telah menjalin kerjasama selama empat tahun. Ketika Guardiola ditunjuk sebagai pelatih tim Barcelona B pada 2007, Vilanova ditunjuk sebagai asisten pelatih.
Bersama dengan Guardiola, Vilanova bahu membahu bekerja keras memenangi 13 trofi dalam empat tahun. "Jika saja Barcelona mempertahankan filosofinya, pilihan logisnya bahwa Tito Vilanova akan menjadi pelatih baru," katanya.
"Mereka (Guardiola dan Vilanova) telah bertemu dan bekerjasama di La Masia. Keduanya menganggap La Masia sebagai rumah. Mereka menghabiskan waktu dengan bermain bersama di Barcelona," katanya.
"Sejak itu, ketika Pep Guardiola menjadi manager Barcelona B, ia berpaling kepada Vilanova, sahabat lamanya. Ketika Guardiola bertanya, apakah dia (Vilanova) ingin bergabung dalam petualangan ini, Vilanova langsung menjawab 'oke'," kata Balague.
"Pembawaannya tenang meski ia sosok genius yang hebat meracik strategi. Anda mungkin tidak sampai berpikir soal kepribadian Guardiola. Ia tidak akan menerima tugas menjadi manajer Barcelona bila ia tidak melihat ada sisi tantangannya," katanya.
Selama jumpa pers di Nou Camp, Guardiola mengucapkan terima kasih kepada para pemain. Guardiola mengutarakan bahwa ia mengalami "kekeringan" setelah bekerja sebagai pelatih Barcelona selama empat tahun. Ia perlu istirahat dari gegap gempita sepak bola.
Guardiola tampak meneteskan air mata. Balague mengatakan, Guardiola tidak kuasa membendung perasaan hatinya.
"Kami melihat dia menangis sebelum jumpa pers itu. Saya pikir bahwa ia terpukul," kata Balague. "Anda dapat menyaksikan bagaimana Xavi juga terpukul. Anda juga melihat bagaimana presiden Barcelona (Sandro Rosell) terpukul, ketika ia menyerahkan mikrofon kepada Pep," katanya juga.
"Apapun yang telah kita katakan dalam beberapa hari ini, kenyataannya ia mengalami kelelahan. Jika ia punya kemungkinan meninggalkan jabatan karena mengalami banyak tekanan pekerjaan, maka dapat dipahami bahwa ia berpaling ke pekerjaan lain," katanya.
"Ia paham bahwa ia akan kembali ke titik yang sama. Ia tahu bahwa terbentang sejumlah tantangan hidup. Ia akan merespons tantangan itu," katanya.
"Kenyataannya, ia menemukan dirinya ketika memenangi sejumlah laga. Ia mencintai profesinya karena saya paham benar bagaimana cara mengalahkan sebuah tim. Ketika anda dituntut memenangi seluruh laga setiap waktu, maka itu pekerjaan yang melelahkan," katanya.
"Hasilnya mengagumkan. Ketika menangani Barcelona, ia meraih kemenangan sebanyak 76 persen dari seluruh laga. Sebagai contoh, Rijkaard hanya mencapai 58 persen. Untuk meneruskan pekerjaannya, butuh energi ekstra," kata Balague.
[via]
0 komentar:
Post a Comment